Artikel Novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit karya Aqessa Aninda
Cinta
Segitiga dalam Novel SECANGKIR KOPI DAN
PENCAKAR LANGIT
karya
Aqessa Aninda
oleh Mutiara Rahayu
Novel SECANGKIR
KOPI DAN PENCAKAR LANGIT karya Aqessa Aninda memiliki 345 halaman yang di
dalamnya termasuk bagian prolog sampai dengan bagian epilog. Novel ini bertemakan
percintaan, tokoh utamanya adalah tokoh Athaya. Singkat cerita Athaya mencintai
seorang lelaki, namun sayangnya lelaki tersebut sudah memiliki pacar dan mereka
sudah cukup lama berpacaran. Laki-laki tersebut bernama Ghilman, teman
sekantornya yang hanya berbeda devisi dengannya. Selanjutnya muncul konflik
baru setelah adanya pegawai baru yang bernama Satrya.
Tokoh Satrya menyukai Athaya
karena Athaya merupakan sosok yang mirip dengan Alisha. Alisha merupakan gadis
yang dicintai Satrya, namun Alisha akhirnya menikah dengan orang lain karena
Alisha pikir Satrya tidak menyukainya dan hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang
sahabat. Setelah hal buruk yang menimpah Satrya, akhirnya ia mulai memberanikan
diri mendekati Athaya teman sekantornya. Satrya akhirnya menemukan pengganti
Alisha. Sedangkan Athaya yang berusaha menjauhkan pikirannya tentang Ghilman,
ia mulai membuka hati kepada Satrya. Namun tidak disangka-sangka hubungan
Ghilman dan pacarnya putus karena Vanda (pacar Ghilman) telah hamil dengan
orang lain padahal Ghilman sudah berniat untuk menikahi Vanda namun takdir
berkata lain.
Satrya masih melihat Athaya
sebagai bayang-bayang Alisha yang begitu disadari oleh Athaya. Ada cinta yang
belum usai dari mata Satrya kepada Alisha. Satrya pun sama merasakan bahwa
Athaya belum sepenuhnya mencintainya, Athaya seolah lebih membutuhkan Ghilman dibandingkan
dirinya. Ditambah lagi Satrya menyadari bahwa Ghilman juga mencintai Athaya.
Beberapa waktu kemudian, setelah hubungan Athaya dan Satrya berakhir, Ghilman memberanikan
diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Athaya bahwa sebenarnya Ghilman
mencintai dan menyanyangi Athaya dan ia ingin meringankan beban Athaya, ia
sedih melihat Athaya yang harus menanggung beban hidupnya dan keluarganya
seorang diri. Dan tidak lama kemudian Ghilman melamar Athaya dan beberapa bulan
kemudian mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia.
Apresiasi :
Aqessa Aninda merupakan penulis
novel yang sebelumnya menerbitkan karya–karyanya melalui media sosial wattpad. Tokoh Athaya dalam SECANGKIR KOPI DAN PENCAKAR LANGIT bekerja di dunia IT sama halnya dengan profesi penulis sebagai Analisis Sistem di
sebuah perusahaan di Jakarta. Penulis bekerja di perusahaan yang memiliki
gedung tinggi atau bisa dikatakan gedung pencakar langit. Beberapa kegiatan
minum kopi yang ada dalam SECANGKIR KOPI
DAN PENCAKAR LANGIT merupakan rutinitas yang biasa dilakukan oleh pegawai
kantoran. Hal ini menandakan bahwa penulis banyak mengambil latar cerita atau jalan
ceritanya tidak jauh dari kehidupan pribadi penulis dan lingkungannya.
Membaca SECANGKIR KOPI DAN PENCAKAR LANGIT karya Aqessa Aninda membuat saya
enggan melepaskan novel ini, rasanya ingin terus membacanya dan ketika novel
ini menemui ujung cerita membuat saya sedih. Melalui tokoh Athaya ada hal yang
membuat saya kagum terhadap tokoh ini karena meskipun ia menjadi tulang
punggung keluarga setelah ayahnya terkena struk, ia mampu tegar dan
menyembunyikan kesedihannya baik di tempat kerja maupun dihadapan
teman-temannya.
Novel ini mengajarkan bahwa sesibuk apapun
kita dalam menggapai cita-cita dan sesibuk apapun saat kita bekerja, kita harus
tetap berbhakti kepada kedua orang tua kita, apalagi ketika kedua orang tua kita
sedang jatuh sakit, kita tidak boleh marah yang harus kita lakukan adalah
membantu mereka, dan mengurus mereka. “Kadang
kita terlalu sibuk untuk tumbuh dewasa dan lupa bahwa orang tua kita juga
beranjak tua” itulah kata-kata yang bagi saya pribadi begitu dalam dan
kata-kata tersebut mampu membuat saya terdiam sejenak dan mengingat keluarga
saya, bahwa benar apa yang dituliskan penulis bahwa semakin kita bertambah
usia, semakin tua pula orang tua kita dan itu artinya kita harus benar-benar
menjaga dan menyayangi mereka selagi mereka masih disamping kita.
Dalam novel ini ada beberapa kalimat
yang menggunakan bahasa Inggris dan mungkin bagi yang tidak begitu bisa
berbahasa Inggris perlu mengartikannya terlebih dahulu agar lebih paham apa
maksud kalimat tersebut. Bahasa yang digunakan penulis tidak begitu berat
sehingga membaca novel ini tidak membosankan. Untuk kata-kata yang tidak begitu
populer di masyarakat, novel ini memberikan catatan kaki di bagian bawah
sebelah kiri sehingga bagi pembaca yang tidak mengerti apa maksud kata tersebut
bisa langsung melihat catatan kaki dibawah karena sudah ditandai berupa nomor
sehingga memudahkan pembaca.
Novel SECANGKIR KOPI DAN PENCAKAR LANGIT mampu membius saya, para tokoh
yang ada dalam novel ini begitu berkarakter dan inilah yang membuat novel ini
tidak membosankan, semua tokoh dalam novel ini seolah nyata dan saling
menguatkan karakter yang satu dengan karakter lainnya. Tokoh Ganesh dan tokoh
Radhi merupakan tokoh yang paling lucu. Tingkah mereka tidak hanya membuat
tokoh-tokoh dalam novel ini tertawa tetapi mampu membuat saya juga ikut tertawa
membacanya. Saya begitu menikmati setiap obrolan diantara para tokoh dan saya
menikmati lelucon dan candaan yang ada dalam novel ini. Apa yang dituliskan
penulis seolah mengalir begitu saja dan terasa tidak berlebihan semuanya pas
dan pengungkapan masalahnya cukup realistis. Contohnya saja permasalahan
mengenai “memilih dicintai atau mencintai
terlebih dahulu” sungguh kata-kata tersebut mengisyaratkan konfliknya
begitu dekat kehidupan kita khsususnya bagi pembaca remaja yang sedang jatuh
cinta.
Mungkin ada yang membedakan
novel karya Aqessa dengan penulis lainnya yaitu novel ini tidak memiliki daftar
isi melainkan langsung ke prolog dan tidak menggunakan sub judul cerita
melainkan menggunakan chapter, dari chapter
1 hingga chapter 40. Yang
membedakan novel ini dengan novel lainnya juga adanya daftar playlist lagu yang disebutkan pada
halaman awal sebelum prolog. Hal inilah yang membuat novel ini menarik dan
terlihat berbeda. Novel ini juga memberikan
gambaran bagi pembaca yang belum pernah bekerja, bagaimana sibuknya meeting, mengurus kerjaan dan mengurus
tanggung jawab yang diberikan. Semua itu membuat saya penasaran ingin bisa
bekerja seperti Athaya yang dapat bekerja di perusahaan yang teman-temannya
begitu menyenangkan dan begitu baik kepadanya. Tokoh Athaya juga membuat saya
jatuh cinta kepadanya karena meskipun dia seorang perempuan tetapi mampu
bekerja di bidang analisis sistem dan bisa bekerja dengan baik padahal pekerjaannya
itu identik dengan dunia laki-laki. Tokoh Athaya sebagai tokoh yang bisa
dikatakan motivator bagi pembaca khususnya bagi saya pribadi dan bagi saya
Athaya itu keren.
Dari novel ini, pembaca dikenalkan
dengan beberapa istilah tentang dunia IT yang dapat menambah wawasan bagi
pembaca. Setelah membaca novel ini banyak hal membuat saya lebih positif dan
membentuk saya kearah yang lebih baik lagi. Jadi bagi saya penulis telah
berhasil menyihir pembaca karena membaca novel ini saya tidak henti-hentinya
tertawa dan terkadang terbawa emosi cerita. Pesan moral novel ini juga terasa begitu dalam sehingga novel ini
wajib untuk dibaca.
Komentar
Posting Komentar